Cara Validasi Biological Safety Cabinet (BSC)
Bagaimana Cara Memvalidasi Biological Safety Cabinet yang Kita Miliki?
Validasi Biological Safety Cabinet (BSC)
Validasi Biological Safety Cabinet (BSC) dilakukan berdasarkan acuan metode dari NSF/ANSI Standard 49- 2007. Validasi dilakukan melalui beberapa tes, yaitu : tes kebocoran filter (impulsion/downflow dan exhaust), inflow test, downflow test, smoke test, light test, dan juga noise test.
Tes Kebocoran Filter (HEPA filter Leak Test)
Tes kebocoran filter ini dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa HEPA impulsion/downflow dan juga filter exhaust dari kemungkinan terjadinya kebocoran. Peralatan yang digunakan adalah generator aerosol panas/dingin (disarankan menggunakan DEHS, DOB atau PAO), aerosol fotometer dengan skala logaritmik yang memiliki tingkat akurasi yang mampu mendeteksi penetrasi 0,01% atau kurang dari partikel yang melebihi 0,3 μm (filter HEPA dengan kelas kemurnian 100). Batas keberterimaan dari tes kebocoran filter ini adalah harus tidak lebih dari 0,01% volume aerosol yang keluar.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tes kebocoran ini adalah :
Nyalakan fotometer dan sesuaikan agar pengukurannya sesuai dengan petunjuk pabrikan.
Masukkan aerosol ke aliran udara sebelum filter (pintu masuk BSC).
Pindai sisi hilir filter HEPA termasuk keliling filter yang melewati probe fotometer ke seluruh permukaan, dengan nosel probe kira-kira 2,5 cm dari permukaan.
Pindai seluruh pinggiran filter dan persimpangan antara filter dan bingkai dengan kecepatan tidak melebihi 5 cm/s.
Inflow Test
Inflow test ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan nominal dari kecepatan inflow (udara yang masuk ke dalam BSC) dengan peralatan yang digunakan berupa anemometer yang telah dikalibrasi sebelumnya untuk mengukur kecepatan (m/s atau ft/min) dengan tingkat akurasi ± 0.01 m/s atau dengan deviasi maksimal 3% dari kecepatan udara yang diperoleh. Batas keberterimaan dari inflow test ini adalah nilai nominal inflow sebesar 0,45 m/s dengan nilai rata-rata harus berada dalam ± 10% dari nilai nominal, dan juga volume aliran udara buangan sebesar 580m3/jam.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam inflow test ini adalah :
Kecepatan aliran masuk diukur pada beberapa titik pengukuran di bukaan BSC (pintu depan BSC), dengan menggerakkan jendela depan hingga ketinggian A = 7,3 cm.
Anemometer dipasang langsung ke bagian dalam jendela depan bukaan BSC, dengan titik-titik pengukuran terletak pada jarak C = 3,8 cm tepat di bagian dalam tepi bawah jendela depan dan pada jarak B = 10 cm satu sama lain.Jarak lateral ke tepi bukaan kerja juga 10 cm.
Kecepatan buang langsung (V2) diukur menggunakan anemometer pada jarak 10 cm di atas bukaan exhaust dengan dimensi kedalaman dan lebar. Sembilan titik pengukuran terletak di sepanjang dimensi lebar exhaust pada jarak ‘A’ satu sama lain dan ke tepi lateral bukaan exhaust. Titik pengukuran sepanjang kedalaman terletak pada jarak yang sama ‘C’ satu sama lain dan ke tepi lateral bukaan exhaust.

-
Pasang anemometer sesuai dengan titik pengukuran exhaust seperti gambar diatas.
-
Pindahkan jendela depan ke posisi pengukuran dan operasikan blower sistem udara dengan kecepatan penuh selama kira-kira 20 menit.
-
Lakukan pengukuran di kesembilan titik pengukuran di atas lubang exhaust selama minimal satu menit untuk setiap titik pengukuran dan hitung rata-rata kecepatan V2 yang dihasilkan.
Downflow Test
Downflow test ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan nominal dari kecepatan downflow (perpindahan aliran udara) pada area kerja kabinet. Peralatan yang digunakan dalam downflow test ini adalah anemometer yang telah dikalibrasi sebelumnya untuk mengukur kecepatan (m/s atau ft/min) dengan tingkat akurasi ± 0.01 m/s atau dengan deviasi maksimal 3% dari kecepatan udara yang diperoleh. Batas keberterimaan dari downflow test ini adalah nilai rata-rata harus berada pada ± 10% dari nilai nominal (0,36 m/s), dan juga perbedaan antara nilai terukur pada masing-masing titik pengukuran tidak boleh melebihi 20%.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam downflow test ini adalah :
-
Pindahkan pintu BSC ke posisi kerja.
-
Pasang kepala anemometer pada posisi 10 cm di atas tepi pintu BSC.
-
Untuk BSC 1200 mm, sisakan 1/8 x 120 dari semua sisi.Grid dan titik pengukuran dapat digambarkan sebagai berikut :

Pasang anemometer sesuai dengan titik pengukuran exhaust seperti gambar diatas.
Pindahkan jendela depan ke posisi pengukuran dan operasikan blower sistem udara dengan kecepatan penuh selama kira-kira 20 menit.
Lakukan pengukuran di kesembilan titik pengukuran di atas lubang exhaust selama minimal satu menit untuk setiap titik pengukuran dan hitung rata-rata kecepatan V2 yang dihasilkan.
Downflow Test
Downflow test ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan nominal dari kecepatan downflow (perpindahan aliran udara) pada area kerja kabinet. Peralatan yang digunakan dalam downflow test ini adalah anemometer yang telah dikalibrasi sebelumnya untuk mengukur kecepatan (m/s atau ft/min) dengan tingkat akurasi ± 0.01 m/s atau dengan deviasi maksimal 3% dari kecepatan udara yang diperoleh. Batas keberterimaan dari downflow test ini adalah nilai rata-rata harus berada pada ± 10% dari nilai nominal (0,36 m/s), dan juga perbedaan antara nilai terukur pada masing-masing titik pengukuran tidak boleh melebihi 20%.
Smoke Test
Smoke test atau tes pola aliran udara ini dilakukan untuk memeriksa aliran udara di ruang sampel dan untuk melihat apakah perpindahan aliran udara melewati seluruh area kerja atau tidak. Peralatan yang digunakan dalam smoke test ini adalah tabung smoke atau produsen smoke yang aman. Smoke test dinyatakan memenuhi persyaratan apabila smoke menunjukkan aliran ke bawah yang mulus tanpa adanya titik mati atau refluks dan tidak ada asap yang keluar melalui celah kerja.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam smoke test ini adalah :
Pindahkan pintu BSC ke posisi kerja.
Telusuri area kerja dengan menggunakan tabung smoke di sepanjang garis tengahnya dari satu ujung ke ujung lainnya.
Pegang tabung smoke sehingga ujungnya berada pada jarak kira-kira = 15 cm di atas permukaan kerja.
Light Test
Light test ini dilakukan untuk memeriksa keseragaman sistem pencahayaan yang tepat untuk menjamin keamanan area kerja di dalam kabinet. Peralatan yang digunakan dalam light test ini adalah light meter yang telah dikalibrasi sebelumnya. Batas keberterimaan dari light test ini adalah rata-rata tingkat pencahayaan tidak kurang dari 750 Lux, dengan setiap pembacaan individu tidak boleh kurang dari 70% dari tingkat pencahayaan rata-rata.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam light test ini adalah :
Pembagian imajiner permukaan kerja akan dilakukan di bagian yang sama (tidak lebih dari 8 dan kurang dari 6).
Tingkat pencahayaan akan diukur di masing-masing bagian ini, dengan menempatkan pengukur cahaya di atas area kerja.
Rata-rata pengukuran yang dilakukan akan dihitung berdasarkan tingkat pencahayaan BSC.
Noise Test
Noise test atau tes kebisingan ini dilakukan untuk memverifikasi tingkat kebisingan dari BSC dalam batas yang diizinkan. Peralatan yang digunakan dalam noise test ini adalah sound meter (dBA) yang telah dikalibrasi sebelumnya. Batas keberterimaan dari noise test ini adalah kurang dari 60 dBA.
Langkah yang dapat dilakukan dalam noise test ini adalah sound meter ditempatkan pada jarak 1 m dari depan BSC dan tinggi 1,5 m dengan pembacaan dilakukan 2-3 kali pada durasi yang berbeda yaitu 10 dan 30 detik.
Berdasarkan penjelasan mengenai langkah-langkah validasi biological safety cabinet diatas, apabila terdapat pertanyaan lebih lanjut terkait desain maupun material biological safety cabinet yang kami tawarkan, anda dapat menghubungi kami di contact us.